Arsip

Hama Tanaman Perkebunan

Hama Tanaman Perkebunan

hama

Pengertian Hama

Hama adalah semua organisme herbivora yang dapat merugikan tanaman yang dibudidayakan manusia secara ekonomis. Akibat serangan hama produktivitas tanaman menjadi menurun, baik kualitas maupun kuantitasnya, bahkan tidak jarang terjadi kegagalan panen. Oleh karena itu kehadirannya perlu dikendalikan, apabila populasinya di lahan telah melebihi batas ambang ekonomik. Dalam kegiatan pengendalian hama, pengenalan terhadap jenis-jenis hama (nama umum, siklus hidup, dan karakteristik) serta gejala kerusakan tanaman menjadi sangat penting agar tidak melakukan kesalahan dalam mengambil langkah/tindakan pengendalian.

Tindakan pengendalian mempunyai peranan penting dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam usaha budidaya tanaman. Dalam melaksanakan pengendalian organisme pengganggu tanaman, pemerintah telah mengaturnya dalam UU NO. 12 tahun 1992 pada pasal 20 ditetapkan bahwa perlindungan tanaman ditetapkan dengan sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Metode pengendalian hama menurut konsep PHT adalah memadukan semua metode pengendalian sedemikian rupa, termasuk didalamnya pengendalian secara fisik, mekanik, bercocok tanam, biologi, dan kimiawi sebagai alternatif terakhir, untuk menurunkan dan mempertahankan populasi organisme pengganggu tanaman dibawah batas ambang ekonomik.

Sebelum konsep PHT muncul, ada anggapan bahwa pengendalian hama yang efektif adalah dengan penyemprotan pestisida. Sampai saat ini masih banyak petani atau masyarakat pada umumnya yang mengartikan pengendalian hama sama dengan penggunaan pestisida. Apabila diketahui tanaman yang diusahakan rusak atau pada tanaman terdapat kerumunan serangga tanpa memperhatikan apakah serangga tersebut serangga yang merugikan atau bermanfaat, maka petani akan langsung mencari pestisida untuk disemprotkan pada tanaman. Sehubungan dengan adanya dampak negatif penggunaan pestisida, maka pestisida digunakan secara bijaksana menurut konsep PHT. Menurut konsep PHT, pestisida digunakan hanya bila pengendalian dengan cara lain tidak dapat menurunkan populasi hama dan kerusakan tanaman. Jadi pengendalian kimiawi dijadikan alternatif terakhir.

Pengertian Pupuk

 

Pupuk memiliki banyak sekali pengertian. Akan tetapi, secara umum pengertian pupuk adalah sebagai berikut: 
 
· Pupuk adalah bahan atau zat yang memberikan nutrisi baik yang berupa nutrisi organik maupun anorganik kepada tanah dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan tanaman, tumbuhan dan juga vegetasi lainnya. 
 
· Pupuk adalah bahan organik ataupun bahan anorganik yang diperoleh secara alami ataupun dari sintesis beraneka macam bahan dan ditambahkan ke dalam tanah untuk memberikan unsur esensial yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangannya. 
 
· Pupuk adalah substansi / bahan yang mengandung satu atau lebih zat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk memang sengaja dibuat mengandung bahan-bahan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Menurut pengertian ini, bahan yang walapun mengandung zat yang dibuutuhkan tanaman tetapi tidak dibuat dengan sengaja untuk memberikan nutirisi kepada tanaman tidak bisa dikatagorikan sebagai pupuk. Sebagai contoh, sisa tanaman yang jatuh ke tanah dan menyediakan N bagi tanah tidak bisa dikatakan sebagai pupuk. 
 
· Pupuk adalah substansi yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. 
 
· Pupuk adalah segagla sesuatu yang bisa menjadikan tanah lebih sehat dan subur

Pengertian Insektisida

insektisida dan akarsida alami adalah semua bahan aktif insektisida dan akarisida yang diambil dari alam, bukan merupakan hasil sintesa di laboratorium. Ketika insektisida alami diproduksi secara komersial, pern.anan industri terbatas pada riset dan pengembangan, pemurnian bahan aktif dan formulasi, sehingga senyawa tersebut dapat digunakan secara praktis di lapanga

Pengertian Fungsida

 

 

 

 

 

Fungisida adalah zat kimia yang digunakan untuk mengendalikan cendawan (fungi). Fungisida umumnya dibagimenurut cara kerjanya di dalam tubuh tanaman sasaran yangdiaplikasi, yakni fungisida nonsistemik, sistemik, dan sistemik local. Pada fungisida, terutama fungisida sistemik dan nonsistemik, pembagian ini erat hubungannya dengan sifat danaktifitas fungisida terhadap jasad sasarannya.

1.Fungisida Nonsistemik
 Fungisida nonsistemik tidak dapat diserap danditranslokasikan didalam jaringanTanaman. Fungisida nonsistemik hanya membentuk lapisan penghalang di permukaan tanaman (umumnyadaun) tempat fungisida disemprotkan. Fungisida inihanya berfungsi mencegah infeksi cendawan dengan caramenghambat perkecambahan spora atau miselia jamuryang menempel di permukaan tanaman. Karena itu,fungisida kontak berfungsi sebagai protektan dan hanyaefektif bila digunakan sebelum tanaman terinfeksi olehpenyakit. Akibatnya, fungisida nonsistemik harus seringdiaplikasikan agar tanaman secara terus-menerusterlindungi dari infeksi baru.
2.Fungisida Sistemik
 Fungisida sistemik diabsorbsi oleh organ-organ tanamandan ditranslokasikan ke bagian tanaman lainnya melaluipembuluh angkut maupun melalui jalur simplas (melaluidalam sel). Pada umumnya fungisida sistemik ditranslokasikan ke bagian atas (akropetal), yakni dariorgan akar ke daun. Beberapa fungisida sistemik jugadapat bergerak ke bawah, yakni dari daun ke akar

Pengertian Herbisida

Herbisida adalah senyawa atau material yang disebarkan pada lahan pertanian untuk menekan atau memberantas tumbuhan yang menyebabkan penurunan hasil panen yang disebabkan oleh gulma.
Herbisida ada yang selektif dan tidak selektif.
1. Herbisida selektif hanya membasmi gulma dan tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Contoh :
– Herbisida propanil, membasmi gulma golongan berdaun pita.
– Herbisida 2,41D amina membasmi gulma berdaun lebar dan teki.
2. Herbisida Tidak Selektif, herbisida ini dapat membasmi gulma sekaligus tanamannya.
Contoh : – Herbisida glifosat, membasmi semua gulma dan tanaman yang
mengandung butir hijau daun.
Selektif tidaknya suatu herbisida tergantung juga takaran yang digunakan. Semakin tinggi takaran yang digunakan, akan semakin berkurang selektivitasnya.